Jika Anda ingin mendapat pekerjaan idaman, bukan semata indeks
prestasi tertinggi yang diperlukan. Ada satu hal yang lebih penting dari
itu: sikap Anda.
Berdasar survei yang dihajat situs
CareerBuilder, 71 persen manajer SDM menyatakan menempatkan kecerdasan
emosional dan sikap -- termasuk pada bagaimana ia mengendalikan emosi
dan menjalin pertemanan -- ketimbang pada IQ semata. seseorang dengan
EQ (kecerdasan emosi) tinggi dianggap lebih mampu mengendalikan diri dan
mampu bekerja di bawah tekanan ketimbang mereka yang hanya mengandalkan
IQ tinggi
"Kompetensi teknik dan kecerdasan penting bagi setiap
pekerja, namun kecakapan interpersonal lebih epnting lagi," kata
Rosemary Haefner, vice president SDM di CareerBuilder. "Dalam kondisi
ekonomi sulit, bos ingin orang yang bekerja dengannya bisa membuat
keputusan secara efektif dalam situasi penuh tekanan," katanya.
Ingin mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi? Ini bocoran yang dilansir CareerBuilder untuk meng-upgrade-nya.
Kontrol penuh emosi Anda
Kontrol penuh emosi Anda
Biasanya,
calon bos akan memasukkan materi diskusi kelompok saat rekrutmen
pekerja. Dari sini, emosi calon pekerja diukur. Untuk membantu
meminimalisasi reaksi negatif, "Penting bagi Anda mengenali pemicu
stress ketika tekanan datang," kata Patricia Thompson PhD, konsultan
manajemen pada Sperduto & Associates Inc, sebuah firma psikolog
papan atas di Atlanta. Sikap tubuh juga harus tetap dijaga. Thompson
menyarankan untuk keluar dari kondisi itu dengan: tarik nafas panjang,
kemudian hitung sampai 10, dan tenanglah.
Lakukan refleksi diri
"Agar
kecerdasan emosi terasah, Anda harus self-aware, dengan memahani betul
apa kekurangan dan kelemahan Anda," kata Thompson. Ia menyarankan untuk
membuat lima kelebihan dan kekurangan utama Anda, kemudian gunakan dua
hal yang berlawanan itu untuk saling melengkapi. Pilih dua atau tiga
kelemahan Anda, dan carilah cara untuk mengatasinya.
Dengarkan
Dengarkan
Berdasar
survei CareerBuilder, ketajaman emosi juga diukur dari bagaimana ia
mampu mendengar. Thompson memberi jalan keluar untuk meningkatkan
kemampuan mendengar. "Gunakan dua tingkat cara: pertama dengarkan untuk
memahami konten pembicaraan, jangan menyela atau memberi penilaian
terhadap apa yang diomongkan sampai dia selesai biacara. Kedua,
dengarkan untuk memahami kondisi emosinya saat dia mencerikatan,"
katanya. Kemampuan mendengar sangat penting, katanya, untuk membangun
hubungan dalam satu tim secara lebih baik dan mengurangi konflik.
Blogger Comment
Facebook Comment