“The White Death“, nama yang diberikan oleh tentara Russia ketika mengetahui puluhan pasukan mereka tewas oleh hanya seseorang dengan pakaian kamuflase putih dan sepucuk senapan. Kecemasan mulai melanda pasukan Russia dan misi-misi pun dijalankan hanya untuk membunuh seorang penembak jauh misterius.
Tanggal 6 Maret 1940, seseorang yang beruntung berhasil menembak Hayha di kepala dengan peluru peledak. Ketika ditemukan dan dibawa kembali ke markas, setengah dari kepala Hayha telah hancur. The White Death telah berhasil dihentikan …….
Simo “White Death” Hayha Vs Rambo
Hayha menghabisi ratusan prajurit Russia dengan hanya latihan militer tingkat dasar dari masa 1 tahun wajib militernya. Dan dia melakukan semuanya di suhu minus 40 derajat, ditemani sepucuk senapan.
3. Yogendra Singh Yadrav
Yogendra Singh Yadav adalah anggota dari batalyon grenadier India di masa perang dengan Pakistan di tahun 1999. Misi mereka waktu itu adalah menghancurkan 3 bunker musuh yang ada di puncak “Tiger Hill/Bukit Harimau” (sebuah gunung yang sangat besar)
Sialnya, ini berarti mereka harus mendaki ratusan kaki permukaan tebing yang ditutupi es dengan susah payah tanpa tali. Mereka menentukan untuk mengirim sesorang mendaki dahulu dan memasangkan tali pendukung supaya semua anggota bisa memanjat dengan bantuan tali yang telah dipasangkan oleh pemanjat pertama. Yadav menawarkan diri menjadi pendaki pertama.
Ketika dia mencapai puncak, salah satu bunker musuh menembakinya dengan senapan-senapan mesin. Yadav berlari ke arah datangnya hujan peluru, melempar granat ke jendela bunker dan membunuh semua yang ada di dalam. Pada saat ini, bunker kedua sudah mulai menembakinya. Yadav melakukan hal yang sama, berlari ke arah datangnya peluru-peluru dan membunuh 4 orang di dalam bunker dengan tangan kosong. Sementara itu sisa pasukan Yadav menjatuhkan bunker ketiga dengan sedikit masalah.
Gelar ini hanya pernah diberikan 21 kali, dan dua sepertiga dari penerimanya gugur untuk menerimanya. Laporan awal memberitakan Yadav telah gugur, tetapi ternyata mereka salah karena memperkirakan bahwa tidak ada manusia yang sanggup selamat dari patah kaki, tangan yg hancur dan 10-15 luka tembakan di badan.
Yogendra “Invincible” Signh Yadrav Vs Rambo:
Yadav menerima jauh lebih banyak peluru dalam waktu 10 menit daripada Rambo di semua film-filmnya. Dan pada waktu kejadian, Yadav hanya berumur 19 tahun.
2. Alvin York
Dilahirkan ke sebuah keluarga petani miskin dari Tennessee, Alvin York menghabiskan sebagian besar masa mudanya dengan mabuk-mabukan dan berkelahi di bar. Setelah temannya terbunuh dalam perkelahian, dia bersumpah untuk berhenti mabuk-mabukan dan menjadi seorang yang anti-kekerasan. Ketika ia menerima panggilan untuk bertugas tahun 1917, York mencoba untuk menghindar dengan alasan “conscientious objector/perbedaan kepahaman”. Alasannya ditolak dan York pun dikirim untuk latihan dasar.
Pasukan-pasukan yang selamat melarikan diri, meninggalkan York sendirian menerima peluru-peluru dari 32 senapan mesin besar. Seperti yang dia tulis di buku hariannya,
“I didn’t have time to dodge behind a tree or dive into the brush, I didn’t even have time to kneel or lie down. I had no time no how to do nothing but watch them-there German machine gunners and give them the best I had. Every time I seed a German I just touched him off. At first I was shooting from a prone position; that is lying down; just like we often shoot at the targets in the shooting matches in the mountains of Tennessee; and it was just about the same distance. But the targets here were bigger. I just couldn’t miss a German’s head or body at that distance. And I didn’t.”
(Aku tidak sempat untuk menghindar kebelakang pohon atau meloncat ke dalam semak-semak. Aku bahkan tidak sempat untuk berlutut atau tiarap. Aku tidak sempat dan tidak tahu untuk melakukan apapun kecuali melihat orang-orang Jerman dengan senapan mesinnya dan memberi yang terbaik yang aku bisa. Setiap kali aku melihat musuh, aku hanya *menjatuhkannya/membuatnya menembak?*. Awalnya aku hanya menembak dari posisi tiarap; yaitu tiduran; seperti dulu kami sering menembaki sasaran-sasaran di pertandingan menembak di gunung-gunung Tennessee; dan jaraknya hampir sama. Tetapi sasaran-sasaran disini lebih besar. Aku rasa tidak mungkin luput menembak kepala atau badan musuh dengan jarak ini. Dan aku benar-benar tidak luput.)
Setelah dia menjatuhkan sekitar 20 musuh, seorang letnan Jerman mengumpulkan 5 anggota untuk mendekatinya dari samping. York menghabisi kelimanya dengan Colt.45-nya yang hanya berisikan 8 peluru. “seperti menembak kalkun liar di kampung” katanya kemudian.
Sepuluh menit kemudian, 133 pasukan tiba di lokasi sisa-sisa dari batalyon York. Letnan Woods, atasan York pada awalnya mengira bahwa itu ada serangan balik Jerman sampai ketika dia melihat York memberi hormat dan mengatakan “Corporal York reports with prisoners, sir/ Korporal York melapor dengan tawanan, pak” Ketika atasan yang terkejut itu bertanya berapa banyak, York menjawab “Honest, Lieutenant, I don’t know / Sejujurnya, letnan, aku tidak tahu”
Alvin “Fool’s Luck” York Vs Rambo:
Mungkin Rambo menghabisi sebagian besar pasukan Vietnam yang menjaga kamp POW (tahanan perang). Tapi itu 10 tahun setelah perang berakhir. Tidak ada yang mengantisipasi akan ada seorang jagoan yang menyerbu mereka.
York melakukan aksi jagoannya ketika perang tengah berlangsung, dan dikepung musuh yang jauh lebih banyak sama seperti Rambo yang juga dikepung musuh-musuhnya. Dan York adalah seorang yang anti-kekerasan.
1. Audie Murphy
Dalam masa penjajahan Italia, pangkatnya dinaikkan menjadi korporal karena bakatnya dalam menembak. Pada waktu yang sama ia juga dijangkiti penyakit malaria, yang ia derita hampir selama perang berlangsung.
Setengah tahun kemudian, pasukannya diberi tugas melindungi Colmar Pocket, sebuah daerah penting di Prancis. Walaupun yang tersisa dari mereka hanya 19 orang (dari total 128) dan beberapa tank penghancur M-10.
Pasukan Jerman datang menyerang dengan pasukan yang besar lengkap dengan tank-tanknya. Karena bala bantuan tidak akan tiba dalam waktu dekat, Murphy dan pasukannya bersembunyi di parit perlindungan dan mengirim M-10 mereka untuk mencoba melawan. Seperti yang diperkirakan, M-10 mereka pun dilumpuhkan pasukan Jerman.
Dia terus menembak selama hampir 1 jam sampai akhirnya kehabisan peluru, kemudian berjalan kembali ke pasukannya yang terkesima oleh aksinya ketika tank M-10 yang ia tunggangi meledak dibelakangnya. Persis seperti di film-film action. Mereka memberinya setiap medali yang bisa diberikan, dengan total 33 medali, lima dari Prancis, satu dari Belgia dan sebuah Medal of Honor.
Audie “Little Big Soldier” Murphy Vs Rambo:
Ketika para produser hollywood ingin menjadikan biografi Murphy sebuah film yang ia mainkan sendiri. Murphy ketakutan kalau orang-orang akan mengira ia sengaja membumbui pengalaman-pengalaman hidupnya untuk membesarkan namanya sendiri. Jadi ia membuat mereka meninggalkan beberapa bagian dari autobiografinya supaya filmnya lebih gampang dipercaya oleh penonton.
Blogger Comment
Facebook Comment